Laman

Sabtu, 10 Maret 2012

Konsep-konsep ketuhanan

Perkembangan Konsep-Konsep Ketuhanan
Dalam sejarah kepercayaan umat manusia yang sudah ribuan tahun, hanya tercatat beberapa perkembangan sistem kepercayaan kepada yang gaib, yaitu dinamisme,animisme, politeisme, henoteisme, dan monoteisme. Kepercayaan dinamisme dan animisme, kendati dianggap sebagai awal dari kepercayaan umat manusia, sampai sekarang kepercayaan itu masih terdapat diberbagai dilapisan masyarakat. Walaupun kepercayaan itu tidak seperti masyarakat primitif. Fenomenanya masih ada kemiripan, seperti meminta pertolongan kepada dukun dan memakai cincin tertentu agar terhindar dari berbagai bencana.
Ada dua teori tentang perkembangan kepercayaan manusia. Teori pertama mengatakan bahwa kepercayaan manusia pada awalnya sangat sederhana dan bersahaja menuju pada kepercayaan yang lebih tinggi sesuai dengan perkembangan kemajuan peradapannya. Teori ini dipelopori oleh E.B. Tylor, yang lebih mirip dengan teori evolusi Darwin. Menurutnya, perkembanganalam dan sosial bergerak dari bentuk yang rendah menuju bentuk yang lebih tinggi dan sempurna; dari yang sederhana menjadi yang lebih kompleks. Sistem kepercayaan manusia yang paling primitif, demikian Tylor, adalah dinamisme dan yang paling tinggi adalah monoteisme.
Untuk menjebatani dua teori tersebut perlu diambil jalan tengah, yaitu mengakui adanya evolusi kepercayaan kepada yang gaib, tetapi juga kepercayaan itu kadangkala mengalami perubahan-perubahan tertentu, baik perubahan menuju kesempurnaan maupun penurunan. Karena itu, garis perubahan yang cocok untuk menggambarkan teori ini, bukan menaik, seperti teori evolusi, juga bukan menurun, seperti teori termodinamika. Namun, bisa berbentuk spiral danjuga bisa berbentuk lingkaran. Arahnya bisa vertikal dan bisa juga horizontal. Yang jelas bahwa katiga teori itu mengakui adanya perubahan dalam sistem kepercayaan umat manusia.

A.Dinamisme Dan Animisme.
Masyarakat primitive hidup dalam kesederhanaan dalam berbagai aspek, baik aspek materi maupun aspek kepercayaan. Pada dasarnya, hidup mereka tergantung pada alam yang ada disekitar mereka sebab alamlah satu-satunya sumber kehidupan. Oleh karena itu bagi mereka alam merupakan factor yang sangat dominan namun alam yang mereka dambakan itu kadang-kadang tidak bersahabat. Air yang selama ini mereka anggap sangat bermanfaat bagi kehidupan, tiba-tiba mendatangkan bencana seperti banjir dan melongsorkan tanah. Tanah yang selama ini menyuburkan tanaman tiba-tiba bergoyang dan menghacurkan harta benda.
Hal seperti itulah yang menimbulkan suatu kepercayaan dalam diri mereka bahwa alam inilah yang memiliki keuatan yang melebihi kekuatan manusia. Kekuatan itu tidak tampak dan liar tetapi mempunyai pengaruh dalam kehidupan mereka.
Dalam masyarakat tertentu kekuatan itu ditanggulangi dengan berbagai cara. Pada zaman Mesir kuno sungai Nil yang banjir dianggap roh sungai marah. Untuk membujuk agar roh tersebut tidak marah, maka dikorbankan seorang anak gadis yang paling cantik.
Dari sinilah muncul kepercayaan bahwa setiap benda yang ada disekeliling kita mempunyai kekuatan misterius. Masyarakat yang menganut ajaran ini memberi berbagai nama pada kekuatan gaib tersebut.
Tujuan manusia dalam kepercayaan yang mempunyai paham dinamisme adalah memperoleh mana sebanyak mungkin. Semakin bertambah mana seseorang semakin bertambah terjamin keselamatannya. Sebaliknya semakin berkurang mananya semakin mudah dia dapat bahayanya.

B.Politeime. 
Kepercayaan pada kekuatan gaib yang meningkat menjadi kepercayaan pada roh disebut animisme. Animisme mengalami beberapa tahap perkembangan. Pada awalnya para penganut animisme mempercayai semua benda mempunyai roh. Kemudian dari sekian banyak benda yang mempunyai roh. Ada yang kuat sehingga menimbulkan pengaruh pada alam. Benda yang paling kuat itu kemudian dijadikan symbol penyembahan dan peribadatan.
Roh yang menjadi symbol penyembahan tersebut akhirnya diambil fungsinya dan diberi nama sesuai dengan fungsi tersebut. Nama dari fungsi itu disebut dewa, seperti Agni adalah dewa api dan Adad adalah dewa hujan Dalam kepercayaan masyarakat babilonia. Dari gambaran tersebut dapat dikatakan bahwa kepercayaan kepercayaan dari dewa-dewa berasal dari animisme.
di samping itu, mereka juga percaya pada roh manusia. Roh nenek moyang yang dianggap berkuasa mereka hormati agar mereka selamat dalam bekerja. Roh nenek moyang bertingkat-tingkat, ada roh kepala keluarga dan roh kepala suku. Roh kepala suku lebih tinggi dari pada roh-roh yang lain. Karena itu, roh tersebut sangat dihormati dan sekaligus tempat tumpuan minta keselamatan.
Dalam agama veda ada tiga dewa yang dimuliakan, yaitu Indra (dewa kekuatan ganas dialam, seperti petir dan hujan), mithra (dewa  cahaya) dan variouna (dewa ketertiban alam). Dalam agama feodal mereka diannggap mempunyai kedudukan lebih yang lebih tinggi ketimbang dewa prithivi (dewa bumi), surya,( dewa matahari), dan agni ( dewa api). Dalam agama hindu ada tiga dewa yang dihormati yaitu brahmana (dewa pencipta), wisnu (dewa pemelihara), siwa (dewa perusak). Brahaman adalah dewa tertinggi menurut agama hindu.
Anggapan adanayan dewa yang tertingi ini juga ada dalam kepercayaan orang-orang yunani kuno. Mereka menganggap Zeus adalah dewa yang paling tinggai. Zeus tinggal digunung Olympus. Menurut mitologi Yunani, sebelum dewa Zeus lahir sudah ada dewa-dewa di Yunani, tetapi tidak memiliki identitas yang jelas dan masih dalam masa kekacauan serta tidak memiliki tempat tinggal yang tetap Zeus adalah dewa yang mengubah keadaan yang kacau menjadi tenang. Zeus menurut masyarakat yunani pada waktu itu dianggap raja para dewa dan manusia. Kekuasaannya sangat besar, kalau dia menggerakan kepalanya, alam jagat raya akan bergetar.
Dalam politeisme terdapat pertentangan tugas antara satu dewa dengan dewa yang lain. Dewa-dewa yang demikian tidak selamanya mengerjakan kerja sama. Umpamanya, dewa kemarau dapat bertentangan dengan dewa hujan. Oleh karena itu penganut politeisme kalau dia meminta hujan tidak cukup hanya berdoa kepada dewa hujan tetapi harus berdoa kepada dewa kemarau agar ia tidak menghalangi dewa hujan. Bagi seseorang yang tidak terbiasa dengan sistem kepercayaan ini terkesan merepotkan.
Tuhan, dalam paham politeisme dapat bertambah dan berkurang seorang politeisme ketika melihat sesuatu yang aneh ia akan berkata,” Oh Tuhan baru sudah muncul !” . Dalam masyarakat politeisme segala sesuatu yang misterius segera didewakan.
Penganut politeisme yang bekerja dipabrik ada yang menyembah mesin-mesi dan menyembah mahasiswa dan alat-alat yang dipakai di laboratprium dan ketika kejadian itu tiidak aneh lagi dan tidak berpengaru pada kehidupan maka tuhan sudah pergi dan digantikan dengan yang lain, pelangi, dalam masyarakat yunani kuno dianggap sebagai bidadari (dewi yang sedang mandi).
 Kemudian tidak dianggap lagi bidadari, tetapi hanya dianggap sebagai gejala alam biasa. Hal-hal serupa ini menakjubkan sekaligus merepotkan bagi orang-orang yang tidak biasa hidup dalam suasana politeisme.         

C.Henoteisme Dan Monoteisme
   Henoteisme adalah kepercayan yang tidakmeyangkal tuhan yang banyak tetapi hanya mengakui satu Tuhan tunggal sebagai tuhan yang disembah. Orang-orang yang berfikir lebih mendalam sistem kepercayaan politeisme tidak memuaskan karena itu mereka mencari sistem kepercayaan yang lebih masuk akal dan sekaligus lebih memuaskan kepercayaan kepada satu tuhan lebih mendatangkan kepuasan dan dapat diterima akal sehat. Dan dari sini, timbulah aliran yang mengutamakan satu dewa dari beberapa dewa untuk disembah.
Dewa atau tuhan ini dianggap sebagai kepala atau bapak dari tuhan-tuhan yang lain. Zeus dalam agama Yunani kuno atau brahmanadalam agama hindu. Dari konsep teologi ini dari dulu sampai sekarang sombong-sombong ketika berhadapan dengan bangsa lain. Sebab, mereka merasa keturunan tuhan yang selalu menang dalam peperangan.
Dalam Al-Qur’an bangsa yahudi (bani Israel) adalah bangsa yang selalu meprotes para nabi namun, perlu juga diakui bahwamayoritas nabi setelahnabi ibrahim dari keturuna bani Israel. Hal ini ada dua kemungkinan:
&   Karena bani Israel sombing dan nakal, sehingga perlu diberi nabi lebih banyak.
&   Karena bani Israel disayang mereka ini sesuai dengan pengakuan mereka.
Yang kedua ini tidak cocok karena tuhan selalu menimpakan bencana kepada mereka berupa azab. Dengan demikian tinggal pilihan pada yang pertama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar