Perkembangan Konsep-Konsep Ketuhanan
Dalam
sejarah kepercayaan umat manusia yang sudah ribuan tahun, hanya
tercatat beberapa perkembangan sistem kepercayaan kepada yang gaib,
yaitu dinamisme,animisme, politeisme, henoteisme, dan monoteisme.
Kepercayaan dinamisme dan animisme, kendati dianggap sebagai awal dari
kepercayaan umat manusia, sampai sekarang kepercayaan itu masih terdapat
diberbagai dilapisan masyarakat. Walaupun kepercayaan itu tidak seperti
masyarakat primitif. Fenomenanya masih ada kemiripan, seperti meminta
pertolongan kepada dukun dan memakai cincin tertentu agar terhindar dari
berbagai bencana.
Ada
dua teori tentang perkembangan kepercayaan manusia. Teori pertama
mengatakan bahwa kepercayaan manusia pada awalnya sangat sederhana dan
bersahaja menuju pada kepercayaan yang lebih tinggi sesuai dengan
perkembangan kemajuan peradapannya. Teori ini dipelopori oleh E.B.
Tylor, yang lebih mirip dengan teori evolusi Darwin.
Menurutnya, perkembanganalam dan sosial bergerak dari bentuk yang
rendah menuju bentuk yang lebih tinggi dan sempurna; dari yang sederhana
menjadi yang lebih kompleks. Sistem kepercayaan manusia yang paling
primitif, demikian Tylor, adalah dinamisme dan yang paling tinggi adalah
monoteisme.
Untuk
menjebatani dua teori tersebut perlu diambil jalan tengah, yaitu
mengakui adanya evolusi kepercayaan kepada yang gaib, tetapi juga
kepercayaan itu kadangkala mengalami perubahan-perubahan tertentu, baik
perubahan menuju kesempurnaan maupun penurunan. Karena itu, garis
perubahan yang cocok untuk menggambarkan teori ini, bukan menaik,
seperti teori evolusi, juga bukan menurun, seperti teori termodinamika.
Namun, bisa berbentuk spiral danjuga bisa berbentuk lingkaran. Arahnya
bisa vertikal dan bisa juga horizontal. Yang jelas bahwa katiga teori
itu mengakui adanya perubahan dalam sistem kepercayaan umat manusia.
A.Dinamisme Dan Animisme.
Masyarakat
primitive hidup dalam kesederhanaan dalam berbagai aspek, baik aspek
materi maupun aspek kepercayaan. Pada dasarnya, hidup mereka tergantung
pada alam yang ada disekitar mereka sebab alamlah satu-satunya sumber
kehidupan. Oleh karena itu bagi mereka alam merupakan factor yang sangat
dominan namun alam yang mereka dambakan itu kadang-kadang tidak
bersahabat. Air yang selama ini mereka anggap sangat bermanfaat bagi
kehidupan, tiba-tiba mendatangkan bencana seperti banjir dan
melongsorkan tanah. Tanah yang selama ini menyuburkan tanaman tiba-tiba
bergoyang dan menghacurkan harta benda.
Hal
seperti itulah yang menimbulkan suatu kepercayaan dalam diri mereka
bahwa alam inilah yang memiliki keuatan yang melebihi kekuatan manusia.
Kekuatan itu tidak tampak dan liar tetapi mempunyai pengaruh dalam
kehidupan mereka.
Dalam
masyarakat tertentu kekuatan itu ditanggulangi dengan berbagai cara.
Pada zaman Mesir kuno sungai Nil yang banjir dianggap roh sungai marah.
Untuk membujuk agar roh tersebut tidak marah, maka dikorbankan seorang
anak gadis yang paling cantik.
Dari
sinilah muncul kepercayaan bahwa setiap benda yang ada disekeliling
kita mempunyai kekuatan misterius. Masyarakat yang menganut ajaran ini
memberi berbagai nama pada kekuatan gaib tersebut.
Tujuan
manusia dalam kepercayaan yang mempunyai paham dinamisme adalah
memperoleh mana sebanyak mungkin. Semakin bertambah mana seseorang
semakin bertambah terjamin keselamatannya. Sebaliknya semakin berkurang
mananya semakin mudah dia dapat bahayanya.
B.Politeime.
Kepercayaan
pada kekuatan gaib yang meningkat menjadi kepercayaan pada roh disebut
animisme. Animisme mengalami beberapa tahap perkembangan. Pada awalnya
para penganut animisme mempercayai semua benda mempunyai roh. Kemudian
dari sekian banyak benda yang mempunyai roh. Ada
yang kuat sehingga menimbulkan pengaruh pada alam. Benda yang paling
kuat itu kemudian dijadikan symbol penyembahan dan peribadatan.
Roh
yang menjadi symbol penyembahan tersebut akhirnya diambil fungsinya dan
diberi nama sesuai dengan fungsi tersebut. Nama dari fungsi itu disebut
dewa, seperti Agni adalah dewa api dan Adad adalah dewa hujan Dalam
kepercayaan masyarakat babilonia. Dari gambaran tersebut dapat dikatakan
bahwa kepercayaan kepercayaan dari dewa-dewa berasal dari animisme.
di
samping itu, mereka juga percaya pada roh manusia. Roh nenek moyang
yang dianggap berkuasa mereka hormati agar mereka selamat dalam bekerja.
Roh nenek moyang bertingkat-tingkat, ada roh kepala keluarga dan roh
kepala suku. Roh kepala suku lebih tinggi dari pada roh-roh yang lain.
Karena itu, roh tersebut sangat dihormati dan sekaligus tempat tumpuan
minta keselamatan.
Dalam
agama veda ada tiga dewa yang dimuliakan, yaitu Indra (dewa kekuatan
ganas dialam, seperti petir dan hujan), mithra (dewa cahaya) dan
variouna (dewa ketertiban alam). Dalam agama feodal mereka diannggap
mempunyai kedudukan lebih yang lebih tinggi ketimbang dewa prithivi
(dewa bumi), surya,( dewa matahari), dan agni ( dewa api). Dalam agama
hindu ada tiga dewa yang dihormati yaitu brahmana (dewa pencipta), wisnu
(dewa pemelihara), siwa (dewa perusak). Brahaman adalah dewa tertinggi
menurut agama hindu.
Anggapan
adanayan dewa yang tertingi ini juga ada dalam kepercayaan orang-orang
yunani kuno. Mereka menganggap Zeus adalah dewa yang paling tinggai.
Zeus tinggal digunung Olympus. Menurut mitologi
Yunani, sebelum dewa Zeus lahir sudah ada dewa-dewa di Yunani, tetapi
tidak memiliki identitas yang jelas dan masih dalam masa kekacauan serta
tidak memiliki tempat tinggal yang tetap Zeus adalah dewa yang mengubah
keadaan yang kacau menjadi tenang. Zeus menurut masyarakat yunani pada
waktu itu dianggap raja para dewa dan manusia. Kekuasaannya sangat
besar, kalau dia menggerakan kepalanya, alam jagat raya akan bergetar.
Dalam
politeisme terdapat pertentangan tugas antara satu dewa dengan dewa
yang lain. Dewa-dewa yang demikian tidak selamanya mengerjakan kerja
sama. Umpamanya, dewa kemarau dapat bertentangan dengan dewa hujan. Oleh
karena itu penganut politeisme kalau dia meminta hujan tidak cukup
hanya berdoa kepada dewa hujan tetapi harus berdoa kepada dewa kemarau
agar ia tidak menghalangi dewa hujan. Bagi seseorang yang tidak terbiasa
dengan sistem kepercayaan ini terkesan merepotkan.
Tuhan,
dalam paham politeisme dapat bertambah dan berkurang seorang politeisme
ketika melihat sesuatu yang aneh ia akan berkata,” Oh Tuhan baru sudah
muncul !” . Dalam masyarakat politeisme segala sesuatu yang misterius
segera didewakan.
Penganut
politeisme yang bekerja dipabrik ada yang menyembah mesin-mesi dan
menyembah mahasiswa dan alat-alat yang dipakai di laboratprium dan
ketika kejadian itu tiidak aneh lagi dan tidak berpengaru pada kehidupan
maka tuhan sudah pergi dan digantikan dengan yang lain, pelangi, dalam
masyarakat yunani kuno dianggap sebagai bidadari (dewi yang sedang
mandi).
Kemudian
tidak dianggap lagi bidadari, tetapi hanya dianggap sebagai gejala alam
biasa. Hal-hal serupa ini menakjubkan sekaligus merepotkan bagi
orang-orang yang tidak biasa hidup dalam suasana politeisme.
C.Henoteisme Dan Monoteisme
Henoteisme adalah kepercayan yang tidakmeyangkal tuhan yang banyak
tetapi hanya mengakui satu Tuhan tunggal sebagai tuhan yang disembah.
Orang-orang yang berfikir lebih mendalam sistem kepercayaan politeisme
tidak memuaskan karena itu mereka mencari sistem kepercayaan yang lebih
masuk akal dan sekaligus lebih memuaskan kepercayaan kepada satu tuhan
lebih mendatangkan kepuasan dan dapat diterima akal sehat. Dan dari
sini, timbulah aliran yang mengutamakan satu dewa dari beberapa dewa
untuk disembah.
Dewa
atau tuhan ini dianggap sebagai kepala atau bapak dari tuhan-tuhan yang
lain. Zeus dalam agama Yunani kuno atau brahmanadalam agama hindu. Dari
konsep teologi ini dari dulu sampai sekarang sombong-sombong ketika
berhadapan dengan bangsa lain. Sebab, mereka merasa keturunan tuhan yang
selalu menang dalam peperangan.
Dalam Al-Qur’an bangsa yahudi (bani Israel)
adalah bangsa yang selalu meprotes para nabi namun, perlu juga diakui
bahwamayoritas nabi setelahnabi ibrahim dari keturuna bani Israel. Hal ini ada dua kemungkinan:
& Karena bani Israel sombing dan nakal, sehingga perlu diberi nabi lebih banyak.
& Karena bani Israel disayang mereka ini sesuai dengan pengakuan mereka.
Yang
kedua ini tidak cocok karena tuhan selalu menimpakan bencana kepada
mereka berupa azab. Dengan demikian tinggal pilihan pada yang pertama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar